Senin, 08 Oktober 2012

Proses Pembuatan Pupuk Kompos

Kompos merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan organik seperti tanaman, hewan, atau limbah organik lainnya. Kompos yang digunakan sebagai pupuk disebut pupuk organik karena penyusunnya terdiri dari bahan-bahan organik.

Berikut ini adalah proses pembuatan kompos dengan menggunakan cara yang praktis:

Bahan yang diperlukan:
Bahan organik sisa-sisa pertanian, misal: jerami, tongkol batang jagung, rumput dan kotoran ternak yang telah dibasahi.

Cara membuat kompos:
  1. Potong-potong bahan organik diatas (kecuali kotoran ternak) sehingga berukuran kecil
  2. Setelah itu, tumpuk dan taruh rumput di bagian atas. Buat tumpukan setebal 15 cm
  3. Taruh kotoran ternak yang telah dibasahi pada bagian paling atas tumpukan
  4. Lakukan menggunakan cara yang sama sampai semua bahan habis.
  5. Tumpuk semuanya sampai mencapai ketinggian maksimal 1,2 m
  6. Jaga kelembaban dalam tumpukan bahan agar tetap lembab dan tidak becek
  7. Apabila pengomposan berlangsung baik, pada minggu ke 3-4 akan terjadi kenaikan suhu. Gunakan tongkat kayu untuk mengetahui telah terjadi kenaikan suhu dengan cara menusukkan tongkat kayu tersebut ke dalam tumpukan kompos kemudian tarik dan lihat ujung tongkatnya, apakah sudah terasa lembab dan hangat. Bila iya, berarti proses pengomposan berjalan dengan normal dan baik. Jika ujung tongkat terasa kering, segera siramkan air ke dalam kompos. Bila ujung tongkat terasa dingin, berarti pengomposan gagal dan harus diulang kembali pembuatannya dari awal.
  8. Setelah terjadi kenaikan suhu, maka suhu akan mengalami penurunan. Pada saat inilah tumpukan kompos harus dibalik.
  9. Sebulan setelah terjadi penurunan suhu dan kompos telah dibalik, maka kompos telah jadi dan siap dipakai

4 Langkah Mudah Membuat Kompos

Sampah adalah materi yang tidak dipakai, tidak disenangi atau harus dibuang sehingga tidak mengganggu kenyamanan hidup.

Apakah Kompos itu ?
Kompos adalah pupuk organik yang merupakan hasil penguraian atau dekomposisi bahan organik (tanaman, hewan, sampah) yang dilakukan oleh mikroorganisme aktif (bakteri dan jamur)
Sampah rumah tangga apa yang bisa dibuat kompos ?
Sampah yang berasal dari dapur seperti kulit buah, sisa sayur, sisa buah, sisa makanan dan sampah kebun (dedaunan, rumput dll).
Kompos memiliki kegunaan antara lain :
• Dapat memperbaiki struktur tanah
• Memperbesar daya ikat tanah berpasir
• Menambah daya ikat air tanah
• Memperbaiki drainase dan tata udara tanah
• Mengandung hara (tergantung bahan bakunya).

Wadah Pengomposan.
Tempat pengomposan dapat bermacammacam, seperti lubang dalam tanah, bak, drum,
baskom dll. Syarat adalah wah tidak terkena hujan secara langsung.
Jika berupa drum atau baskom plastik hendaknya dilubangi pada bagian dasar sebanyak 5 lubang, diletakkan di atas susunan batu bata.

Cara Membuat Kompos :
1. Pemisahan sampah
Pisahkan sampah organik dari sampah anorganik (plastik, kaleng, karet). Sampah organik
berupa sisa makanan, kulit buah, sisa sayuran. Sampah yang berukuran besar di potong/
dicacah.

2. Pencampuran
Isi wadah dengan kompos lama setinggi 1/3, selanjutnya sampah dapur dimasukkan. Bahan diaduk. Bahan bisa ditambah serbuk gergaji atau pupuk kandang dan organisme perombak limbah/ragi kompos (Tricholant). Tutup wadah
dengan karung/plastik

3. Pematangan
Aduk sampah setiap 7 hari, selama prosesberlangsung suhu bahan berkisar 30-70oC, memasuki minggu ke 5 atau 6, kompos sudah jadi, cirinya tidak berbau busuk, berbau tanah, warna coklat kehitaman dan suhu 30-32oc.

4. Pengayakan dan Pengemasan
Kompos yang sudah matang di ayak untuk memperoleh hasil seragam dan dikemas dalam
plastik. Pengendalian Kualitas Pupuk Kompos Untuk mendapatkan pupuk kompos yang baik
beberapa fisik bahan yang dapat dilihat secara visual dan dirasakan antara lain sebagai berikut:
1. Warna kompos coklat kehitaman.
2. Tidak berbau busuk atau menyengat, tetapi berbau tanah tanah
3. Berbutir halus, lunak ketika dihancurkan dengan jari-jari tangan.
4. Selama dalam pengomposan suhu bahan organik berkisar 30-70 oC.
5. Kelembahan bahan organik berkisar 40-60 oC.
6. Derajat kemasaman pH kompos berkisar antara 6,5-7,5.

Sumber ; http://kaltim.litbang.deptan.go.id
 

Senin, 01 Oktober 2012

ALAT SEDERHANA PENGUKUR KESUBURAN TANAH

alat-pengukur-kesuburan-tanah Kesuburan tanah merupakan kunci utama keberhasilan suatu usaha tani. Bagaimanapun sempurnanya suatu proses usaha tani akan tetapi jika tidak didukung dengan kesuburan tanah yang  memadahi pasti tidak akan membawa hasil yang maksimal. Sebagai contoh kasus yang umum terjadi pada petani Indonesia, para petani sering memberikan pupuk kimia yang berlebihan pada lahannya akan tetapi produksinya belum seperti yang diharapkan. Permasalahan pada kasus diatas adalah karena tingkat kesuburan tanah yang rendah sehingga berapapun pupuk yang diberikan tidak akan bisa terserap oleh tanaman.
Untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah tidaklah mudah, tidak bisa hanya diraba dan ditrawang. Akan tetapi harus dilakukan uji kesuburan tanah di laboratorium dengan biaya yang tidak murah dan tidak semua petani punya akses untuk melakukan uji kesuburan tanah tersebut.
Oleh karena itu Gerbang Pertanian menyediakan alat sederhana pengukur kesuburan tanah agar para petani Indonesia dengan mudah bisa mendeteksi kesuburan tanah mereka masing-masing setiap saat. Alat tersebut sangat simple karena mudah digunakan dan mudah dibawa.
Cara menggunakan alat pengukur kesuburan tanah:

  1. Ambil segenggam tanah yang akan kita uji. Masukkan kedalam gelas dan tambahkan air murni/ air mineral sampai macak-macak. Aduk-aduk sampai merata (homogen)
  2. Ambil alat penguji kesuburan tanah pasang lampu bohlam 100 watt (bukan lampu TL), dan masukkan jack ke stop kontak. tempat-lampu-alat-pengukur-kesuburan-tanah jack-alat-pengukur-kesuburan-tanah
  3. Tancapkan ujung alat penguji kesuburan tanah ke dalam gelas yang berisi tanah yang akan kita uji tersebut. ujung-alat-pengukur-kesuburan-tanah
  4. Semakin terang nyala lampu tersebut berarti semakin subur tanah kita.
  5. Jika nyala lampu redup atau bahkan tidak menyala sama sekali kita harus menambahkan pupuk organik ke lahan kita agar kesuburannya bisa kembali.
Hati-hati ketika jack menancap pada stop kontak!! Jangan memegang besi ujung alat pengukur kesuburan tanah atau yang terhubung olehnya. Contoh: Jangan menyentuh tanah dan air beserta pengaduknya ketika sedang diukur kesuburannya (ketika ujung alat masih menancap di tanah tersebut).
Kesuburan tanah sangat erat kaitannya dengan kandungan bahan organik tanah. Semakin banyak bahan organik yang terkandung dalam tanah maka akan semakin subur tanah tersebut. Sehingga jika terjadi permasalahan kesuburan pada tanah kita sosusinya tentu pupuk organik

Analisa Kandungan Kompos Jerami Padi

Jumpa lagi dengan Gerbang Pertanian. Ada yang harus saya informasikan kepada para petani padi Indonesia. Yaitu tentang analisa kandungan kompos jerami padi. Kompos jerami padi memiliki potensi hara yang sangat tinggi yang harus dimanfaatkan para petani Indonesia. Berikut ini hasil analisa kompos jerami padi yang dibuat dengan promi dengan waktu pengomposan 3 minggu:

jerami-padi










Rasio C/N 18,88
C 35,11%
N 1,86%
P2O5 0,21%
K2O 5,35%
Air 55%
Dari data di atas, per ton kompos jerami padi memiliki kandungan hara setara dengan 41,3kg urea, 5,8 kg SP36, dan 89,17kg KCl atau total 136,27 kg NPK .

Menurut Kim and Dale (2004) potensi jerami kurang lebih adalah 1,4 kali dari hasil panennya. Jadi kalau panennya  (GKG) sekitar 6 ton per ha, jeraminya tinggal dikali dengan 1,4 yaitu 8,4 ton jerami per ha. Jika jerami ini dibuat kompos dan rendemen komposnya adalah 60%, maka dalam satu ha sawah dapat dihasilkan 5,04 ton kompos jerami padi. 
Berarti dalam satu ha sawah akan menghasilkan 208,15 kg urea, 29,23 kg SP36, 449,42 KCl atau total 686,80 NPK dari kompos jerami padinya. Sebenarnya informasi ini bisa membuat lega untuk para petani padi kita karena mereka bisa menanam padi tanpa takut harga urea mahal. Yach….  menanam padi tanpa perlu menggunakan pupuk kimia yang menjadi impian semua petani.
Setelah kita mengetahui hasil analisa kandungan kompos jerami padi sudah pasti kita harus memanfaatkannya untuk mengurangi biaya budidaya padi kita dan ada yang lebih penting lagi yaitu untuk mengembalikan kesuburan tanah kita. Jangan hanya mengambil solusi yang serba praktis dan mudah dengan cara membakar jerami (maspary).